Di era digital seperti saat ini, penggunaan sosial media sudah menjadi hal yang lumrah di sekitar kita, termasuk bagi anak-anak. Penggunaan gadget dari model standar sampai yang canggih bukan lagi menjadi sesuatu yang luar biasa. Bahkan ada pula fenomena orang tua yang membuatkan akun untuk anaknya sejak mereka masih dalam usia bayi. Dan tentu saja itu tidak sepenuhnya salah.
Psikolog Kasandra Putrianto berpendapat bahwa tidak selamanya media sosial negatif bagi anak karena melalui interaksi di media sosial, anak juga bisa belajar berbagi pengalaman dengan sesamanya.
“Namun demikian, orang tua tidak boleh lengah dalam mengawasi anak menggunakan akun media sosial. Sedikit saja orang tua lalai dalam pengawasan, banyak hal negatif yang akan diperoleh sang anak,” jelasnya, seperti dilansir Tempo.
Menurutnya, tanpa pengawasan dari orang tua, anak bisa menjadi adiktif dan sering membuang waktu hanya untuk bermain gadget. Padahal, di usianya yang masih rentan anak harus lebih dibiasakan berinteraksi dengan kehidupan sosial nyata untuk menumbuhkembangkan sifat-sifat budi pekerti dasar seperti menghargai sesama, berbagi, dan rasa percaya diri pada anak.
Bagi anak usia tertentu, sah-sah saja bila anak memiliki akun sosial media, tetapi orangtua harus memastikan terlebih dahulu bahwa anak sudah memahami plus-minusnya media sosial. Karena ketika memasuki dunia internet, anak sebenarnya dihadapkan pada dunia tanpa batas.
Sementara itu, menurut psikolog Liza Marielly Djaprie, meski kemampuan anak berbeda-beda, tetapi di usia belasan saat sudah menginjak bangku sekolah menengah pertama mungkin sudah mulai diberikan pembelajaran dan pemahaman tentang dunia internet.
“Itu pun harus dalam pengawasan orang tua seperti orang tua juga memiliki password akun anak tersebut, atau sistem paralel dengan komputer lain, sehingga apapun aktivitas anak dapat terpantau oleh komputer orang tua,” katanya.
Bagi orang tua yang sudah terlanjur membuatkan akun media sosial untuk anaknya, jika anak sudah mulai mengerti, jelaskan kembali alasan-alasan orang tua membuat akun tersebut. Misalnya dengan memberikan pengertian bahwa akun media sosial itu untuk mempromosikan usaha baju anak, bahkan mungkin untuk alasan sederhana seperti berbagi momen pada sahabat dan kerabat, atau sekadar sebagai kenangan untuk dilihat kembali di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa intinya orang tua harus sabar dan tekun dalam mengawasi dan memahamkan kepada anak bahwa setiap perbuatan yang dia lakukan akan selalu mengandung resiko dan pertanggungjawaban, termasuk dalam pemanfaatan sosial media. Menggunakan media untuk kebaikan maka akan mengundang hal-hal baik. Namun sebaliknya, menggunakannya dalam keburukan apalagi dalam rangka bermaksiat kepada Allah, maka keburukan pula lah yang akan didapatkan.
Psikolog Kasandra Putrianto berpendapat bahwa tidak selamanya media sosial negatif bagi anak karena melalui interaksi di media sosial, anak juga bisa belajar berbagi pengalaman dengan sesamanya.
“Namun demikian, orang tua tidak boleh lengah dalam mengawasi anak menggunakan akun media sosial. Sedikit saja orang tua lalai dalam pengawasan, banyak hal negatif yang akan diperoleh sang anak,” jelasnya, seperti dilansir Tempo.
Menurutnya, tanpa pengawasan dari orang tua, anak bisa menjadi adiktif dan sering membuang waktu hanya untuk bermain gadget. Padahal, di usianya yang masih rentan anak harus lebih dibiasakan berinteraksi dengan kehidupan sosial nyata untuk menumbuhkembangkan sifat-sifat budi pekerti dasar seperti menghargai sesama, berbagi, dan rasa percaya diri pada anak.
Bagi anak usia tertentu, sah-sah saja bila anak memiliki akun sosial media, tetapi orangtua harus memastikan terlebih dahulu bahwa anak sudah memahami plus-minusnya media sosial. Karena ketika memasuki dunia internet, anak sebenarnya dihadapkan pada dunia tanpa batas.
Sementara itu, menurut psikolog Liza Marielly Djaprie, meski kemampuan anak berbeda-beda, tetapi di usia belasan saat sudah menginjak bangku sekolah menengah pertama mungkin sudah mulai diberikan pembelajaran dan pemahaman tentang dunia internet.
“Itu pun harus dalam pengawasan orang tua seperti orang tua juga memiliki password akun anak tersebut, atau sistem paralel dengan komputer lain, sehingga apapun aktivitas anak dapat terpantau oleh komputer orang tua,” katanya.
Bagi orang tua yang sudah terlanjur membuatkan akun media sosial untuk anaknya, jika anak sudah mulai mengerti, jelaskan kembali alasan-alasan orang tua membuat akun tersebut. Misalnya dengan memberikan pengertian bahwa akun media sosial itu untuk mempromosikan usaha baju anak, bahkan mungkin untuk alasan sederhana seperti berbagi momen pada sahabat dan kerabat, atau sekadar sebagai kenangan untuk dilihat kembali di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa intinya orang tua harus sabar dan tekun dalam mengawasi dan memahamkan kepada anak bahwa setiap perbuatan yang dia lakukan akan selalu mengandung resiko dan pertanggungjawaban, termasuk dalam pemanfaatan sosial media. Menggunakan media untuk kebaikan maka akan mengundang hal-hal baik. Namun sebaliknya, menggunakannya dalam keburukan apalagi dalam rangka bermaksiat kepada Allah, maka keburukan pula lah yang akan didapatkan.
0 komentar:
Posting Komentar