Di kisah lain, dunia sosial media kita juga pernah dihebohkan dengan banyak beredar foto-foto karangan bunga dari seseorang yang dikirim ke pernikahan mantan pacarnya. Kita tidak akan terlalu banyak membahas tentang berita-berita diatas akan tetapi kita akan membahas sesuatu yang lazim terjadi di dunia percintaan muda-mudi khususnya yang mengambil jalur pacaran yaitu ketika mencintai tapi tak bisa memiliki.
Kelihatannya ini memang sesuatu yang sepele, tapi pada dasarnya ini adalah masalah yang cukup serius, karena tak sedikit anak-anak muda ketika gagal menikah dengan orang yang dicintainya berdampak buruk kepada pribadinya seperti gelisah, galau, risau, sakit hati, dendam, datang kedukun, putus asa, stress berat, bahkan pada kasus lain ada yang sampai bunuh diri. Memang begitulah cinta, terkadang ia bisa membuat orang tersenyum bahagia namun disaat lain cinta juga bisa membuat orang lain menderita sepanjang usia. Memang benar begitukah cinta?.
Maka ditulisan Indahnya Menikah Tanpa Pacaran kami mewanti-wanti agar menjauhi dan meninggalkan aktivitas pacaran. Apapun alasannya aktivitas pacaran itu mendekatkan setiap pelakunya kepada perzinaan, sementara dalam Al-quran Allah sudah menegaskan “Jangan dekati zina” . Sesuatu yang Allah larang sudah tentu memiliki dampak buruk bagi pelakunya, salah satu dampak buruk pacaran adalah bisa menimbulkan “penyakit kejiwaan” pada seseorang jika apa yang menjadi impian dari cintanya tidak tercapai.
Pacaran 5 tahun, 6 tahun atau bahkan sampai 7 tahun dan lebih. Banyak hal sudah dilakukan, ikrar cinta sejati sudah diucapkan, panggilanpun sudah ayah-bunda, mama-papa tapi apakah ini menjamin kalau yang menjadi pacar anda hari ini akan menjadi jodoh anda suatu saat kelak?. Tidak ada jaminan kalau yang menjadi pacar kita hari ini akan menjadi pasangan hidup kita.
Jodoh adalah mutlak ketentuan Allah SWT, Allah jauh lebih tau mana yang terbaik untuk kita , terbaik untuk didunia dan juga di akhirat. Satu hal penting yang mesti kita ingat adalah jodoh cerminan diri, jika diri kita baik maka In syaa Allah jodoh kitapun akan baik begitu juga sebaliknya jika kepribadian kita buruk begitu jugalah jodoh kita. Maka semestinya ikhtiar yang harus kita lakukan adalah memantaskan diri dan terus memperbaiki diri dari masa ke masa dari waktu ke waktu.
Siap menerima apapun ketentuan dari Allah untuk kita adalah salah satu parameter kesiapan seseorang untuk menikah. Siap menerima jika kita menikah dengan orang yang kita cintai, dengan orang yang tidak kita cintai atau dengan siapapun. So, lagi-lagi kuncinya jangan ada rasa dan cinta yang berlebihan dan mendalam sebelum ada akad nikah yang menghalalkan.
“Cinta sejati itu tidak akan membuatmu sakit hati, jika membuatmu sakit hati maka bisa jadi itu hanya nafsu yang mengatasnamakan cinta sejati”.sumber
0 komentar:
Posting Komentar